Jumat, 12 Desember 2008

Izinkan Aku Menyetubuhimu

Semua berawal dua bulan lalu, aku menawarkan dirimu yang berada nan jauh disana untuk menemuiku. Bermula dari hasrat dan keinginan melepas rindu yang lama tertahan. Rasa yang tidak mampu ditepis dan butuh diaktualisasikan. Bertatap muka adalah obat terbaik untuk mengobatinya. Maka dari itu engkau rela membohongi semua orang, demi tercapainya sebuah pertemuan.

Kini waktu telah dekat, satu minggu lagi engkau akan berangkat dari NTB, demi cintamu yang tulus engkau rela menyebrang pulau, melewati lautan, menemuiku di kota angingmamiri. Dengan sedikit keraguan engkau mengungkapkan kepadaku mengenai perasaan mu yang sedang bergejolak: apakah aku tidak akan melampiaskan keberingasan ku di atas kelaminmu, merenggut keperawananmu. Sebagai lelaki, aku tidak ingin menampik semuanya. Aku manusia normal. Butuh seks, butuh kasih sayang. Namun, yang perlu engkau ketahui tanggung jawab bagiku segalanya.

Tidak bisa dipungkiri, kehadiranmu memberiku segudang kesempatan. Sesaat aku berpikir, terlalu picikkah aku yang coba memanfaakan kesempatan langka ini?, atau terlalu bodohkan aku yang tidak memfaatkannya. Bagiku, menyetubuhimu merupakan harapan besar, cita-cita utamaku. Maka izinkan aku dengan segala cintaku memintanya dengan hormat, bukan dengan paksaan dan gombalan, namun dengan cinta yang menggebu.

2 komentar:

Berandamao mengatakan...

tulisannya bagus..

Ros Rose'diana mengatakan...

uang bukanlah segalanya, cinta juga bukan segalanya....