Jumat, 12 Desember 2008

Menanti Cerah

Sudah setengah hari ini aku hanya berbaring malas di kamar. Hujan membuatku tidak berkutik menerjangnya sekadar keluar menuju kios, membeli krupuk ikan kesukaanku untuk sarapan. Padahal hari ini aku berniat menuntaskan tugas foto yang sudah tiga minggu ini tertunda (tugas penggodokan red). Belum lagi aku di sms redaktur untuk menjepret kegiatan pelatihan soff skill yang diadakan di lantai 1 rektorat. Apes banget hari ini, hujan telah membuat seabrek rencana kacau dan tertunda.

Hujan turun sedari pukul 00.00 belum menunjukkan tanda-tanda akan reda, malahan semakin deras saja. Membuat air selokan meluap sehingga menggenangi halaman rumah kos. Kekacauan kecil juga terjadi di dalam, tiba-tiba atap kembali bocor sehingga air turun membasahi kamar beberapa penghuni. Kok masih saja bocor, padahal baru-baru ini diperbaiki. "Mungkin pekerjaanya kurang profesional", ketus sarkawi salah seorang tetangga kamar. Benar saja, ternyata yang mengerjakannya adalah tukang batu yang sok berani mengambil alih tugas tukang kayu. Ini dibenarkan bapak kos.

Dunia ini telah ditata sedemikian rupa oleh Tuhan sehingga setiap makhluk yang ada dimuka bumi ini menjalani setiap hal menurut keahliannya. Sehingga dalam proses pengerjaannya berjalan maksimal, tidak serampangan dan asal jadi. Contoh konkritnya adalah kejadian diatas, tukang batu yang mengambil alih tugas tukang kayu. Bocornya atap cukup membuktikan bahwa pekerjaan tersebut membutuhkan keahlian. Boleh saja tanpa skill, itu hanya berlaku bagi pekerjaan tertentu saja. Semisal pekerjaan menyapu, mengepel dan melempar mangga.

nah, dengan adanya insiden di atas semoga membuat kita jera dan mau belajar dari pengalaman, untuk memperkerjakan orang sesuai keahliannya, setidaknya belajar meghargai profesi seseorang.


Tidak ada komentar: